Animasi ok, musik mantab, karakter dan cerita solid. Awal tahu info adaptasi anime Shinigami Bocchan to Kuro Maid akan digarap dengan CGI penuh atau 2.5D saya ragu anime ini bisa bertahan di daftar tontonan pribadi sampai episode terakhir, tapi setelah melihat desain karakter dan line-up seiyu pemerannya, saya cukup optimis, apalagi animasinya digarap J.C. Staff.
Akhir-akhir ini mulai banyak anime 2.5D yang menggunakan CGI. Ada yang menggunakan sebagian saat menampilkan karakter atau objek yang banyak bergerak seperti dalam anime Arifureta Shokugyou de Sekai Saikyou saat adegan pertarungan dan Kimetsu no Yaiba Movie: Mugen Ressha-hen saat Tanjirou dan teman-temannya melawan Enmu. Ada juga yang menggunakan CGI penuh seperti Ajin dan High Score Girl. Beberapa alasan penggunaan CGI dalam anime diantaranya karena pertimbangan biaya produksi dan kecocokan dengan desain karakter aslinya (manga/novel/game, dll). Hanya saja penggunaan CGI pada anime cukup beresiko, apalagi kalau desain dan animasinya tidak digarap dengan serius. Karena saat ini masih ada orang yang enggan nonton anime 2.5D.
Jika kalian tidak terlalu terganggu dengan anime 2.5D, anime ini layak untuk diikuti. Karena ceritanya menarik, musik mantab, dan karakternya solid.
"Semua yang disentuh akan lenyap". Konsep cerita seperti ini biasa. Meski begitu, eksekusi ceritanya cukup baik. Sepertinya Koharu Inoue-sensei, penulis asli manganya paham kalau dirinya harus membuat karakter yang solid agar cerita yang biasa menjadi menarik. Karakter Bocchan yang sebenarnya pasif, tapi reaktif dan Alice yang suka menggoda bisa saling mengisi. Dialog keduanya selalu menarik diikuti. Khususnya ketika Alice menggoda Bocchan sampai titik terdekat, jadi memacu adrenalin (padahal bukan anime action). Hubungan unik keduanya berhasil menghidupkan cerita. Selain itu, musik yang digubah Gen Okuda dan Takeshi Watanabe membuat drama dan momen romantis anime ini semakin menyentuh.
Satu hal yang perlu diwaspadai ketika anime lebih berfokus pada karakter daripada cerita adalah development setiap episodenya. Terkadang anime dengan modal karakter yang solid membuat penulis terperangkap untuk selalu berusaha membuat dialog yang menarik, tapi melupakan perkembangan cerita. Memang benar karakter yang solid dapat membuat cerita menarik, tapi kalau hanya terfokus pada karakter, lama kelamaan cerita akan mudah ditebak. Setiap episode harus ada perkembangan agar penonton selalu mendapat hal baru dan ada hal yang bisa ditunggu di episode berikutnya.
Untungnya sutradara Yoshiki Yamakawa dan komposisi seri Hideki Shirane berhasil meracik dan mengadaptasi cerita Inoue-sensei dengan baik. Komposisi cerita anime 12 episode ini benar-benar solid. Dengan formasi cerita 2-2-2; Bocchan-Alice sebagai cerita utama, Caph-Zain sebagai cerita pendukung dan Rob-Viola sebagai penyeimbang sukses menghibur penonton, setidaknya bagi saya.
Setiap karakter di Shinigami Bocchan memiliki persona (bukan judul anime) masing-masing. Jajaran seiyu anime ini berhasil mengeksekusi arahan Jin Aketagawa dan naskah yang ditulis Shirane dan Kanae Muramoto lewat kemampuan akting dan suara mereka. Karakter Bocchan yang terlihat nelongso merupakan salah satu spesialis dari seiyu yang sedang naik daun Natsuki Hanae. Suara Hanae memang paling cocok memerankan karakter shounen yang dramatik seperti Bocchan. Ayumi Mano yang memerankan Alice juga klop. Awal saya mengenal suaranya ketika ia memerankan Natsumi di Date A Live III. Meski saat itu aktingnya masih terlihat buatan, tapi tone-nya sebagai karakter mbak-mbak sudah ok. Jadi ketika anime ini mengumumkan Mano sebagai Alice, saya optimis, soal akting saya yakin sudah lebih baik. Dan benar saja, setelah melihat episode pertama, karakter Alice sesuai yang saya harapkan. Suara dan aktingnya tidak ada yang mengganjal, pas dengan desain karakternya.
Pemeran Rob dan Viola juga tak perlu diragukan lagi. Seiyu kawakan Houchuu Ootsuka sudah sering memerankan karakter sepuh, tapi keren seperti Rob. Inori Minase juga sudah banyak memerankan karakter populer lolimut (loli-imut) seperti Viola.
Yang saya agak khawatir, tapi sekaligus paling menarik perhatian adalah pasangan Caph dan Zain yang diperankan Kuramochi Wakana dan Hiroshi Kamiya. Untuk Kamiya tidak ada masalah. Ketika diumumkan dia pemeran Zain, saya langsung mendapat gambaran karakter Zain akan seperti apa. Kamiya akan cocok memerankan karakter tersebut dengan suara aslinya yang agak tinggi tanpa dibuat-buat. Walaupun Kamiya mungkin lebih sering dikenal sebagai pengisi suara karakter keren dengan tone rendah seperti Levi (Shingeki no Kyoujin) dan Trafalgar Law (One Piece). Namun, sebenarnya suara aslinya cenderung tinggi seperti ketika memerankan Uramichi Omota (Uramichi Oniisan) saat mode semangat dan Hiroomi Souma (Working!!). Justru karakter suara tinggi Zain di anime ini paling mendekati suara aslinya. Buat pendengar radio Dear Girl: Stories pasti tahu suara asli Kamiya lebih mirip Zain daripada Levi atau Law. Nah, mbak Wakana ini yang bikin saya khawatir dan penasaran. Dia satu-satunya seiyu di anime ini yang suaranya belum ada di database telinga saya. Tapi karena dia dipasangkan dengan Kamiya, saya gak terlalu khawatir dan bisa berharap lebih. Hasilnya juga cukup baik. Karakter Caph yang bakakawaii (bodo-imut) tersampaikan dengan baik. Suaranya langsung terlegitimasi di telinga saya. Memasangkan seiyu pendatang baru dengan seiyu veteran memang strategi jitu untuk membuat industri seiyu terus berkembang.
Secara keseluruhan saya puas memberi skor 8, memang tidak terlalu Waw, tapi untuk anime 2.5D dengan cerita dan karakter yang solid seperti ini sudah cukup membuat saya menantikan season keduanya.
11Anime | Shinigami Bocchan to Kuro Maid |
Skor | 8 |
Status | Selesai Ditonton |
Progres | 12 Episode |
Diulas pada 23 September 2021 18:48:51 WIB |